![]() |
sumber Photo: Republika |
CIAMISMU.COM
- (JAKARTA) Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) dimulai pembukaan
pada Hari Kamis (6/2/2020) akan menggelar Tanwir ke-48 nya di Asrama Haji
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bertemakan “Bersatu Memajukan Indonesia”
Tanwir ini dikabarkan akan terlaksana hingga tiga hari, tepatnya sampai tanggal
9 Februari 2020.
Pada
Acara pembukaan nampak hadir sejumlah pimpinan Persyarikatan dan Perwakilan
Pemerintah Provinsi NTB. Adapun pimpinan persyarikatan yang nampak adalah ketua
umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir M.Si; Ketua umum PP Aisyiah,
Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si. dan Ketua PWM NTB, sedangkan perwakilan
Pemerintah Provinsi dihadiri Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah,
M.Pd.
Pada
sambutan dan juga sekaligus membuka Tanwir IMM ke 28, Haedar berpesan kepda
kader-kader IMM untuk mempertimbangkan perubahan zaman jika IMM untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan ''Kader IMM perlu meningkatkan kemampuan,
kompetensi, dan kompetensi identitas IMM itu sendiri,'' Pesan Haedar, dikutip
dari web Resmi Muhammadiyah.
Memperhatikan
situasi saat ini, baik dalam konteks kebangsaan dan keumatan, syarat
perkembangan dan dinamika menjadi sangat kompleks. Kader IMM diharapkan mampu
beradaptasi pada perkembangan, tetapi juga masih berpijak pada identitas.
''IMM
harus mendukung hari ini untuk menyonsong masa depan dengan tantangan yang
kompleks,'' tegas Haedar.
Haedar
memberikan pesan agar Tanwir yang mengangkat tema “Bersatu Memajukan Indonesia”
ini dijadikan wadah atau tempat untuk perdebatan intelektual dan tajdid yang
mendorong dengan keadaban akhlak yang baik.
Ketua
umum DPP IMM, Najih Prastiyo, mengungkapkan mengenai perbedaan pemikiran tidak
boleh menjadi sumber terjadinya perpecahan. Para Founding Father bangsa
memberikan contoh bahwa walaupun ada perbedaan ideologi namun bisa tetap
bersahabat.
''Hari
ini kita menghadapi fenomena banyak orang yang tidak bisa menerima perbedaan.
Padahal dahulu HOS Cokroaminoto mendidik tiga murid yang berbeda ideologi,
yakni Soekarno, Kartosuwiryo dan Semaun. Mereka bertiga bersahabat walau
berbeda ideologi,'' Ungkapnya.
Najih
juga memberikan penegasan bahwa kita harus meninggalkan para penerus yang kuat.
Sesuai dengan semangat firman Allah SWT dalam surat An Nisaa ayat 9.
Selain
itu, IMM juga berupaya mencetak generasi yang kuat secara intelektual melalui
sebuah program kursus, yaitu program Djazman English Course. ''Hari ini kita
harus mempersiapkan SDM yang unggul salah satunya dalam bidang bahasa. Oleh
karena itu, DPP IMM membuat program unggulan pelatihan bahasa Inggris bernama
Djazman English Course. Melalui program ini, diharapkan lahir banyak kader yang
bisa mendapatkan banyak beasiswa di luar negeri,'' ujar Najih. (WH/Sumber:
Republika).
0 komentar:
Posting Komentar