Mahasiswa adalah sebutan bagi
orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang
terdiri dari sekolah tinggi, akademi dan yang paling umum adalah Universitas.
Lama pendidikan kuliah berbeda beda sesuai dengan pilihan study yang akan
diambil seperti D3, S1, S2 atau S3. Hanya saja dalam kasus akhir cerita sebagai
seorang mahasiswa kebanyakan dari mereka memiliki masalah yang sama yaitu tress
yang sering melanda mahasisa tingkat akhir.
Mahasiswa tingkat akhir adalah sebutan bagi
mahasiswa yang sudah semester 7/8 bagi Sarjana dan semester 5/6 bagi Vokasi itu
sebagai salah satu contoh, mahasiswa akan banyak dibebankan dengan tugas-tugas
yang sangat menyusahkan ditambah dengan jam kuliah yang tidak sesuai dengan
jadwal. Bagi sebagian orang yang tidak pernah merasakan perkuliahan akan
mempertanyakan “mengapa banyak mahasiswa akhir yang terlihat stress dengan
kuliahnya? Padahal, seharusnya mereka bahagia karena sebentar lagi akan segera
lulus dan wisuda. Tapi kenapa mereka menjadi terlihat seperti orang yang
linglung?” Karenan tekanan, itulah jawabannya.
Beban berat yang mereka pikul sangatlah luar
biasa, mulai dari tumpukan tugas yang semakin hari semakin menjadi seperti
bukit, ditambah dengan penelitian yang tidak usai reda seperti derasnya air
hujan. Ketika sinar mentari mulai terlihat dan jiwa mulai merasakan
kehangatannya itulah sebuah harapan skripsi akan segera dosen pembimbing acc.
Tapi ternyata? Mengerjakan tugas penelitian dan mengejar-ngejar sang dosen
pembimbing sampai berminggu-minggu agar bisa cepat wisuda ternyata tidak ada
perkembangan. Sekalipun kami temui sang maha luar biasa dosen pembimbing
tercinta ternyata kejadian lain datang silih berganti, lebih miris dan
menyayatnya lagi semua perjuangan itu selalu berakhir dengan coretan-coretan
pada kertas skripsi dan perkuliahan kembali secara pribadi dengan mata kuliah
sang dosen pembimbing.
Belum lagi jika bertemu dengan teman-teman
seangkatan yang sudah wisuda atau yang akan melanjutkan kuliahnya dan bahkan
mereka yang telah memiliki keturunan, hingga yang karirnya telah sukses,
sedangkan disisi lain sang mahasiswa tingkat akhir tersenyum pahit mendengar
kabar tersebut, karena naskah skripsinya hanya mengulang-ngulang di bab 2 ini
menjadi tambahan beban batin bagi para mahasiswa tingkat akhir. Kejadian lebih
parahnya lagi saat sedang kumpul keluarga yang seharusnya menjadi moment
membahagiakan tetap saja ada yang merusak suasana dengan kata-kata yang sangat
sulit untuk diterima dan sulit dicerna oleh lambung dan usus sang mahasiswa tingkat
akhir, yaitu "kapan kamu akan sidang?", "kapan akan diwisuda?
" dan bahkan “kapan kamu menikah?”. Pertanyaan yang akan sangat sulit
dijawab oleh mahasiswa tingkat akhir dengan keadaannya saat ini yang terhambat
di bab 2 skripsinya. Pertanyaan tersebut bahkan dijuluki sebagai pertanyaan
"keramat" oleh mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir ini. Dengan
adanya pertanyaan-pertanyaan ini, akan membuat seseorang semakin frustasi dan
memaksakan diri untuk menyelesaikan pendidikan dibangku perkuliahan. Sehingga
pada titik inilah kita dapat mengetahui tanda seseorang yang sedang stress
karena kita tahu, tidak semua hal yang kita lakukan dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Itu juga berlaku saat kita
mengerjakan skripsi, sehebat apapun, serajin apapun dan sebisa apapun kita
mengerjakannya, faktor jenuh dan bosa akan selalu menghampiri dan tak dapat
dihindari. Sehingga kondisi ini benar-benar membuat mahasiswa tingkat
akhir merasakan stress tingkat tinggi.
Lalu apa itu stress? Stress merupakan
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional dan
spiritual manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan manusia
baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) 2002, stress disebabkan oleh naluri tubuh untuk melindungi diri dari
tekanan emosi, tekanan fisik, situasi ekstrem, atau bahaya yang mengancam.
Maka dari itu, kita tidak bisa sembarangan
menjudge dan meremehkan mereka yang menderita stress. Karena pada umumnya
setiap mahasiswa tingkat akhir akan mengalami masa masa stress sesuai dengan
tingkatannya masing-masing, ada mahasiswa dengan tingkat stress ringan, sedang
bahkan berat. Stress sifatnya universiality, yaitu umum bagi semua orang sama
dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity,
sehingga dampak dari stress dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan
pada tubuh.
Lalu kenapa stress menjadi reaksi dari berbagai
macam situasi? Jadi, ketika tubuh merasakan stress otot tubuh akan menegang,
ketegangan otot ini menjadi reflex yang menandakan bahwa tubuh anda memberikan
sinyal adanya stress. Saat otot menegang untuk jangka waktu yang lama keadaan
ini dapat memicu reaksi pada tubuh dan menimbulkan beberapa keluhan otot,
seperti ketegangan pada area bahu, leher, atau migraine. Stress dapat membuat
anda kesulitan bernapas, hal ini mungkin tidak terjadi pada kebanyakan orang
namun seseorang yang memiliki riwayat penyakit asma atau sakit paru-paru akan
kesulitan mendapatkan oksigen untuk bernapas dengan normal dalam keadaan
stress, bahkan terkadang stress dapat menyebabkan seseorang mengalami
hiperventilasi atau kondisi
bernapas cepat dan berlebih.
Hipotalamus memberikan tada kepada system saraf
otonom dan kelenjar pituitary untuk memproduksi kortisol dan epinefrin ketika
tubuh mengalami stress. Ketika kortisol dan efoneprin diproduksi hati pun
memproduksi lebih banyak glukosa, sehingga gula darah akan meningkat untuk
memberikan energi bagi anda untuk melawan stressor, hanya saja jika energi
ekstra yang telah dikeluarkan oleh tubuh tidak digunakan maka tubuh akan
menyerap kembali gula darah tersebut sehingga orang yang rentan mengalami
diabetes dapat meningkatkan resiko
munculnya penyakit tersebut. Stress akut yang muncul akibat situasi jangka
pendek dapat menyebabkan penekanan detak jantung dan kontraksi otot jantung
sehingga tekanan darah pun meningkat, misalnya ketika mendapatkan deadline kerja dadakan atau tiba-tiba lihat
tindakan dosen pembimbing corat-coret skripsi, dapat meningkatkan detak jantung
kita. Perlu diperhatikan bahwa detak jantung yang meningkat secara menetap dan
kenaikan pada hormone stress atau tekanan darah dapat meningkatkan terkena
hipertensi dan serangan jantung.
Sehingga otak menjadi lebih waspada terhadap
sensasi yang muncul diperut ketika mengalami stress, kita akan merasa mual atau
timbul sakit lainnya pada area perut dan pada kondisi stress yang berat dapat
memungkinkan bagi anda untuk mengalami muntah. Saat stress pencernaan dapat
terpengaruh sehingga berdampang pada seberapa cepat makanan dicerna didalam
tubuh. Keadaan lain yang mungkin terjadi, yaitu diare atau konstipasi.
Maka untuk menangani atau mengelola stress agar
tidak berdampak pada tingkat kesehatan yang semakin menurun, lakukanlah pola
hidup sehat, seperti olah raga minimal sehari 15 menit karena dengan olah raga
misalnya lari dapat merelaksasi tubuh, pikiran dan membantu memperbaiki mood,
meningkatkan produksi endorphin (hormone bahagia) dan membantu menyalurkan
pikiran-pikiran negative dengan cara sehat. Kemudian bisa dengan memelihara
binatang, karena berinteraksi dengan binatang bisa membantu tubuh untuk
melepaskan hormone oxytocin dan menurunkan level kortisol. Sesekali pergilah
untuk berlibur ke tempat yang kita sukai, karena denga begitu tingkat kecemasan
dan ketegangan pada otak kita akan menurun karena kita telah memberikan
kesempatan untuk pikiran kita kembali dalam suasana tentram dan damai. Dan yang
terakhir jagalah diri kita dengan cara istirahat tidur yang cukup dan
senantiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Semua tekanan yang sering dialami oleh
mahasiswa tingkat akhir ini, jika diri kita mampu mengatasinya dengan baik maka
pelarian-pelarian negatif dari rasa stress itu akan beralih ke hal-hal yang
positif. Memang pendidikan di Indonesia saat ini sangat ketat dan membuat
banyak mahasiswa tingkat akhir, akhirnya memilih untuk menyerah dan tidak
sedikit pula yang memilih bunuh diri agar tidak membebani kularganya sehingga
harus selalu diingat bahwa mulailah membiasakan untuk belajar mengontrol diri,
karena hari ini dimana engkau berada adalah ketika hasil pemikiranmu
menghampiri dan esok adalah hari manakala pemikiranmu hari ini akan
menghasilkan (Quutut Tahhakum fidz Dzat).
Dan satu hal, jangan pernah menghakimi orang-orang yang sedang dalam kondisi
terpuruk atau pun stress dengan sesuka hati, karena jika pun hari ini kamu
merasa tegar dan baik-baik saja, itu bukan semata karena kuat tapi karena
kemurahan hati dan kasih sayang Allah lah yang ingin lebih lama melihatmu terus
beribadah, berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya. Berikanlah motivasi kepada
mereka agar tetap bersabar dan semangat dalam mengemban tugas-tugasnya sebagai
mahasiswa karena dalam tugas-tugas dan tanggung jawab tersebut, akan ada fase
yang lebih sulit lagi kedepannya.
Bidang
Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM CIAMIS RAYA
0 komentar:
Posting Komentar