728x90 AdSpace

Latest News
Jumat, 15 Agustus 2025

Qawwam: Memahami Peran Ayah sebagai Pemimpin dan Pelindung Keluarga dalam Islam



Berbicara menjadi soerang  ayah narasi yang dominan tersebar di masyarakat adalah ayah merupakan pemimpin keluarga. Tentu narasi ini tidaklah keliru, paling hanya disalahpahami. Dimana ayah hanya diletakan sebagai pencari nafkah semata atau bahkan ada juga bisa dimaknai sebagai bos yang otoriter.

 

Di dalam Al-Quran memang ada diksi yang menjelaskan ayah adalah sebagai  pemimpin dalam keluarga. dimana diksi yang dimaksud adalah kata Al-Qawwam.  Mengenai bunnyi ayat tentang al-Qawwam adalah surat An-Nisa ayat 34.

 

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ

 

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.....

 

Ayat di atas jelas memposisikan bahwa laki-laki (ayah) merupakan pemimpin. Namun kepemimpinan yang dimaksud bukanlah bos yang hanya ingin didengar, ditaati, dan cukup memberikan nafkah. Dimana kata Qawwamuna tersebut seharusnya mencakup peran lainnya. Berikut adalah peran yang harus tercakup dalam qawwamnnya seorang ayah:

 

1.      Sebagai Pelindung (Al-Hami)

 

Dimana makna sebagai pelindung itu adalah penjagaan terhadap keluarga (termasuk anak) dari bahaya, baik fisik maupun spiritual (api neraka). Dimana Allah menegaskan bahwa orang tua (ayah) berkewajiban menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Sebagai mana tertuang dalam QS. At-Tahrim ayat ke 6.

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka....

 

Mengenai bagaimana cara seorang ayah menjaga keluarganya (dalam konteks anak) dari api neraka adalah pendidikan dan pengajaran tentang takwa. Ibnu Katsir mengutip pendapat Ad-Dahhak dan Muqatil soal makna peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Dimana keduanya mengatakan: bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganyabaik dari kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya hal-hal yang difardukan oleh Allah dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.

 

2.      Sebagai Penanggung Jawab Nafkah (Al-Munfiq)

 

Mencari nafkah itu bukan sekedar memberikan kebutuhan pokok si anak. Namun juga memastikan bahwa apa yang di konsumsi dan apa yang digunakan si anak bersumber dari yang halal dan thayib. Dimana tidak mengandung sesuatu yang haram atau cara memperolehnya juga dengan cara yang diridhoi Allah.

 

Adapun thayiba juga harus diperhatikan. Karena zaman sekarang makanan dan minuman yang ada di pasaran terkadang mengandung zat-zat yang tidak menyehatkan tubuh bila dikonsumsi terus menerus.

 

بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ

 

“Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. QS. An-Nisa: 34

 

3.      Sebagai Pendidik Utama (Al-Murabbi)

 

Berperan aktif dalam mendidik anak, bukan sekadar menyerahkannya kepada istri. Bila istri adalah madrasah pertama seorang anak. Maka ayah adalah kepala sekolahnya. Tidak harus hadir setiap saat, namun hadir di waktu  yang tepat.

 

Oleh karena itu, ayah harus terlibat dalam menyusun visi misi pendidikan dan pengasuhan anak, menanamkan tauhid kepada anak, membentuk akhlak mulia, membiasakan menjalankan ketaatan kepada Allah, dan membantu anak menggapai cita-citanya.

 

Harapannya, ayah mampu menghadirkan generasi berikutnya yang kuat dalam menghadapi zaman. Dimana si anak harus bisa bersaing dalam kerasnya persaiangan, serta anak juga bisa bertahan dengan nilai-nilai utama ditengah degradasi moral. Hal inilah yang Allah ingatkan dalam firmannya:

 

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

 

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa: 9).

 

4.      Sebagai Teladan (Al-Uswah)

 

Ayah harus menjadi contoh teladan yang  baik bagi  istri dan anak-anaknya. Ayah itu adalah role model bagaimana nilai-nilai positif harus dilakukan. Sehingga definisi keren, hebat, mantap, dan luar biasa itu hadir dalam diri ayah.

 

Akhirnya anak tidak mudah terpukau dengan pemikiran atau gaya yang aneh-aneh di luar rumah. Sebab bagi mereka, standar yang baik-baik itu terdapat dalam diri ayah sendiri.

 

 Hal yang harus diperhatikan juga, untuk menjadi teladan dan role model terbaik bagi anak.Ayah juga  harus dberkolaborasi dengan istri dalam hal ini seorang ibu di rumah. Khususnya agar tidak muncul penggembosan yang tak disengaja. Dimana Kesalahan seorang sekecil apapun akan tersebar luar bahakan ke seluruh pelosok dunia. Bila ibu yang bercerita.

 

ﻟَّﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻟِّﻤَﻦ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍْﻷَﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ

 

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al-Ahzab: 21).

 

Penulis: Waskito Hartono, S.Th.i

 

 


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Qawwam: Memahami Peran Ayah sebagai Pemimpin dan Pelindung Keluarga dalam Islam Rating: 5 Reviewed By: Redaksi Ciamismu