CIAMISMU.ID - Ketika berbicara tentang kebaikan, seringkali kita
terhinggapi oleh rasa pesimis tentang hasil dan dampaknya. Terkadang, kita
merasa bahwa tindakan kebaikan yang kita lakukan tidak akan membawa perubahan
yang signifikan. Namun, dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk tidak
meremehkan kebaikan sekecil apapun. Allah SWT dalam Al-Quran berfirman,
فَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil
biji sawi, maka dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al Zalzalah: 7).
Sabda Nabi Muhammad SAW dari Jabir bin Sulaim juga
menegaskan hal yang sama, bahwa kita tidak boleh meremehkan kebaikan sedikit
pun. Adapun bunyi perkataan Nabi yang dimaksud adalah berikut,
وَلاَ
تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ
مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah
meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan
wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084
dan Tirmidzi no. 2722.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu
Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Peradaban
Besar dan Maju Berawal dari Gerakan Kelompok Kecil
Ingatlah, bahwa peradaban besar dan segala
kemajuannya tidak akan terjadi jika tidak dimulai dari gerakan kebaikan kecil. Hal
itu dibuktikan dari sejarah peradaban Islam, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak
memulai dari sesuatu yang besar dan seremonial. Melainkan beliau memulai
dakwahnya dari lingkungan terdekatnya dan berkembang secara bertahap hingga
menyebar ke seluruh dunia. Sehingga kita bisa mendengar peradaban seperti
Ummayah, Abbasiyah, Usmani, dan lain sebgaianya yang luar biasa.
Dalam Konteks keindonesiaan. Kita juga bisa belajar
dari kasus Muhammadiyah. Merupakan salah gerakan dakwah Islam di Indonesia, dimana
seabad lebih telah berlalu. Tentu tidaklah sempurna, hanya saja segala pencapaiannya
luar biasa. Puluhan ribu sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia dari
tingkat dasar hingga menengah atas, seratus lebih perguruan tinggi, ratusan
klinik dan rumah sakit, dan lain sebagainya.
Tentu kontribusi terhadap dakwah yang mereka lakukan
tidak bisa dikesampingkan. Padahal, Muhammadiyah itu awal gerakannya bermula
dari langgar kecil di Kauman, Yogyakarta, oleh KH Ahmad Dahlan dan
murid-muridnya.
Untuk itu, agar menjadikan kebaikan kecil berkembang
menjadi besar. Tentu, ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
1. Pertama,
dimulai dari yang paling ringan seperti senyuman
Rasulullah
tentu mendorong umatnya untuk berbuat baik, tentu dicontohkan dari hal yang
paling kecil dan mudah. Sebagai contoh, senyum.
وَلاَ
تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ
مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah
meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan
wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084
dan Tirmidzi no. 2722.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu
Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
2. Kedua,
lakukan secara terus menerus, karena Allah lebih menyukai amalan yang berkelanjutan
meskipun sedikit.
Dari
’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala
adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
’Aisyah
pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk
merutinkannya.
3. Ketiga,
jangan lupa untuk selalu berdoa agar diberikan petunjuk dalam menjalankan
kebaikan.
اللَّهُمَّ
مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Allahumma mushorrifal quluub
shorrif quluubanaa ‘ala
tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami
kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!]
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat
menjadikan setiap tindakan kebaikan, sekecil apapun, sebagai langkah menuju
kebaikan yang lebih besar. Tidak ada tindakan kebaikan yang sia-sia di sisi
Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk terus berbuat
kebaikan, karena dengan itu lahirlah perubahan yang hakiki.
Oleh: Waskito Hartono, S.Th.i
0 komentar:
Posting Komentar