728x90 AdSpace

Latest News
Kamis, 21 Agustus 2025

Membeli Waktu Ayah



Ahmad adalah seorang anak yang setiap sore selalu menunggu kepulangan ayahnya. Dimana ia menunggu sekadar ingin bermain dengan ayahnya. Cuman suatu sore, Ahmad bertanya kepada ayahnya dengan kepolosannya. Ahmad, “Ayah, ayah kerja di kantor dibayar berapa sih sebulan?”

Seraya mengernyitkan dahi si ayah menjawab, “Ya, sekitar tiga juta rupiah!”

“Kalau sehari berarti berapa, ya yah?” Sela Ahmad.

Ayah mulai bingung, “Seratus ribu rupiah, kenapa sih? Tanya gaji ayah segala!”

Akan tetapi, Ahmad tetap bertanya lagi, “Kalau setengah hari berarti lima puluh ribu dong?”

Iya, memangnya kenapa?” sahut ayah dengan sedikit mulai jengkel.

Kemudian si anak dengan mantap mengajukan permohonan, “Gini, yah! Tolong tambahin dong tabungan Ahmad. Lima ribu saja. Soalnya, Ahmad sudah punya tabungan sebesar empat puluh lima ribu rupiah. Rencananya Ahmad mau beli ayah setengah hari saja. Supaya kita bisa pergi main bola bareng!”

***

Terkadang hal yang sering menjadi kendala sebagian ayah dalam membangun tatanan keluarga yang harmonis adalah si pencuri waktu. Urusan kantor, bisnis sampingan atau kegemaran pribadi seringkali menjadi musuh yang mengganggu kesempatan emas bersama dengan anak. Dalih yang biasa diucapkan si pencuri waktu adalah demi masa depan anak itu sendiri, loyalitas kerja, atau biar asap dapur tetap mengebul.

Dampak dari itu semua. Ayah dan anak akan kurang waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Sehingga ujungnya si anak akan mencari informasi dari sumber lain di luar rumah. Dimana informasi yang di dapat belum tentu benar.

Jangka panjangnya, otoritas yang seharusnya menjadi milik soerang ayah, yaitu sebagai guru pertama yang menanamkan nilai-nilai positif. Akhirnya, otoritas tersebut diambil alih oleh orang lain. Tentu yang  dikhawatirkan pengganti sosok ayah yang ditemukan anak adalah mereka yang dalam tanda kutip “bajingan”.

Adapun sebagai seorang muslim, cobalah pelajari bagaimana Al-Quran ternyata banyak memberikan contoh bagaimana interaksi komunikasi ayah dan anak. Bahkan bila kita teliti lebih lanjut tentang ayat-ayat ayah dan anak dal-Quran. Kita akan tahu apa yang seharusnya diperbincangkan ayah kepada anaknya.

Tentu ada banyak ayat, namun salah satu contohnya, bagaimana Luqman memberikan nasihat kepada anaknya sebgai berikut:

ÙˆَØ¥ِذْ Ù‚َالَ Ù„ُÙ‚ْÙ…َٰÙ†ُ Ù„ِٱبْÙ†ِÙ‡ِÛ¦ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙŠَعِظُÙ‡ُÛ¥ ÙŠَٰبُÙ†َÙ‰َّ Ù„َا تُØ´ْرِÙƒْ بِٱللَّÙ‡ِ ۖ Ø¥ِÙ†َّ ٱلشِّرْÙƒَ Ù„َظُÙ„ْÙ…ٌ عَظِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13). 

Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Membeli Waktu Ayah Rating: 5 Reviewed By: Redaksi Ciamismu