728x90 AdSpace

Latest News
Selasa, 02 September 2025

Ketika Uang Kaget Lebih Manis dari Syurga

 

Terkadang pejuang kebenaran itu dihadapkan dengan uang kaget, tinggal dia kuat atau ikut melempem

Di tengah gurun pasir Bani Israel sana—jauh sebelum ada HP atau cicilan motor—hidup seorang ahli ibadah. Bukan ahli ibadah sembarangan, tapi sosok dengan niat sebening embun pagi dan tekad sekeras baja.

 

Satu-satunya masalahnya: umatnya keranjingan nyembah pohon. Pokoknya susah banget dikasih tahu, mirip orang kecanduan judol di zaman sekarang.

 

Karena nggak tahan lihat kesesatan itu, si ahli ibadah pun mantap hati: apa pun risikonya, pohon itu harus ditebang. Kampaknya diasah, keselamatan pun jadi taruhan.

 

Tentu saja Iblis—manajer proyek kemaksiatan—nggak tinggal diam. Ia menyamar jadi manusia dan menghadang sang ahli ibadah. Terjadilah duel seru, bak pendekar kungfu saling adu jurus. Karena niatnya masih murni, si ahli ibadah dengan mudah mengalahkan Iblis.

 

Tapi Iblis licik. Kalau kalah tenaga, dia main strategi. Dengan gaya dramatis, ia pura-pura menyerah sambil menawarkan “uang kaget”: dua dinar tiap hari, asal pohon itu jangan ditebang.

 

Layaknya janji manis politisi, tawaran itu menggoyahkan iman. Sang ahli ibadah pulang sambil membawa dinar di kantong, sementara pohon syirik itu tetap berdiri gagah.

 

Hari pertama uangnya lancar, hari kedua telat tapi masih ada, hari ketiga nihil total. Kesal merasa ditipu, ia kembali mengasah kampak. Niatnya: balas dendam.

 

Namun kali ini berbeda. Saat berhadapan lagi dengan Iblis, si ahli ibadah justru kalah. Mengapa? Karena niatnya sudah bergeser. Bukan lagi demi iman, tapi demi “uang kaget” yang tak kunjung ditransfer.


Kisah ini jadi pengingat buat siapa saja yang sedang berjuang menegakkan kebenaran—entah mahasiswa, dosen, aktivis, atau siapa pun.

 

Dalam setiap perjuangan kebaikan, tantangan pasti datang. Awalnya mungkin berupa tekanan fisik atau mental. Orang yang terbiasa hidup susah biasanya lebih tahan di fase ini—ketabahan dan kesabaran sudah jadi santapan sehari-hari.

 

Tapi ujian berikutnya lebih berat: godaan kenikmatan. Biasa perut lapar, tiba-tiba dihadapkan makan enak tiap hari. Biasa tidur di kasur tipis, tiba-tiba dapat kamar bintang lima. Biasa muter proposal ke sana-sini, tiba-tiba ditawari keuntungan tambang.


Inilah godaan yang sering bikin goyah. Nabi ï·º sudah mengingatkan bahwa akan datang suatu zaman di mana orang yang tetap berpegang teguh pada agamanya bagaikan menggenggam bara api.


Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260, hasan). 


Oleh: Waskito Hartono, S.Th.i


Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Ketika Uang Kaget Lebih Manis dari Syurga Rating: 5 Reviewed By: Redaksi Ciamismu