CIAMISMU.COM (Yogyakarta,
01/06)— Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia saat ini berdampak signifikan terhadap semua bidang kehidupan
manusia, tak terkecuali bidang kesehatan sendiri. Rumah sakit yang melayani
pasien Covid-19 mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien non Covid-19.
Banyak sebab penurunan jumlah kunjungan pasien umum ini, namun dugaan kuat
adalah karena warga enggan bahkan takut berobat ke rumah sakit yang melayani
pasien Covid-19.
Penurunan jumlah kunjungan
pasien ke rumah sakit tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap operasional
rumah sakit karena pendapatan utamanya berasal dari pasien yang berobat. Untuk
rumah sakit milik pemerintah, tentu kondisi tersebut tidak begitu berpengaruh
karena seluruh biaya operasional ditanggung negara. Namun lain ceritanya bagi
rumah sakit swasta seperti rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA)
Saat awal akan menangani
pasien Covid-19 seluruh RSMA yang ditunjuk saat bekerja keras menyiapkan sarana
dan prasarana untuk penanganan pasien Covid-19 karena butuh perlakuan khusus.
Pekerjaan kemudian bertambah karena merawat pasien Covid-19 ternyata berimbas
pada kunjungan masyarakat untuk berobat. Semua RSMA menyiasati agar masyarakat
tetap merasa aman dan nyaman datang berobat.
Saat ini RSMA yang melayani
pasien Covid-19 berjumlah 77 rumah sakit dan tersebar di berbagai daerah di
Indonesia dengan jumlah terbanyak di Jawa Timur sebanyak 33 rumah sakit.
Penurunan jumlah kunjungan pasien dialami semua RSMA yang melayani pasien
Covid-19 dari 46 RSMA yang sudah melaporkan data berkisar antara 15-75%.
Salah satu dari 77 RSMA
tersebut adalah RS Siti Khodijah, Sepanjang, Sidoarjo. Selain ditunjuk sebagai
RS rujukan oleh PP Muhammadiyah, RS Siti Khodijah juga ditetapkan Gubernur Jawa
Timur sebagai salah satu RS rujukan Covid-19. Hingga kini, RS Siti Khodijah
sudah merawat pasien Covid-19 sebanyak 320 pasien dengan rincian 90 pasien konfirmasi, 99 pasien PDP dan 31
Pasien ODP dan sudah ada 172 pasien yang sembuh.
Begitu ditunjuk sebagai
rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19, RS Siti Khodijah segera membuat
berbagai kebijakan yang mendukung penunjukan tersebut. Dokter Moch. Hamdan,
S.PS(K), Direktur RS Siti Khodijah menyampaikan berbagai upaya telah ditempuh
RS Siti Khodijah, baik penyiapan sarana prasarana hingga kebijakan operasional
agar siap menangani pasien Covid-19.
“Untuk sarana prasarana kami
menyiapkan ruang isolasi
bertekanan negatif dan persiapan alat medis. Sampai saat ini sudah tersedia 103
Tempat Tidur (TT), dengan Ruang Isolasi Khusus (RIK) sebanyak
32 TT dan ruang isolasi biasa (RIB) sebanyak 71 TT. Kami juga merenovasi kamar
operasi khusus untuk pasien Covid-19. Sementara untuk APD kami menyiapkan
sesuai standar Covid-19 ketersediaan buffer hingga 3 minggu,” katanya.
Dari sisi penyiapan sumber
daya manusia (SDM) Hamdan mengatakan pihaknya dari awal akan menerima pasien
Covid-19 sudah melaksanakan on job training pengambilan SWAB dan juga memberikan kesempatan belajar berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada beberapa
RS baik jaringan RSMA maupun di luar jaringan RSMA antara lain RSML dan RS Citra
Medika Sidoarjo.
“Selama pandemi Covid-19
seluruh karyawan RS
Siti Khodijah harus
melakukan pemeriksaan berkala pada petugas. Kami juga memberi mereka tunjangan sembako antara lain beras, gula, telur juga susu dan vitamin C. Kami juga memberi penambahan insentif untuk petugas yang langsung
menangani pasien covid -19 dan menyediakan
penginapan untuk petugas covid-19,” ujarnya.
Sama seperti rumah sakit
lain pada umumnya, jam kunjung pasien di RS Siti Khodijah ditiadakan. Untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan infeksi, seluruh
ruangan dan area di RS Siti Khodijah dilakukan pembersihan dengan
melakukan desinfektan surface setiap 3
jam dan desinfektan udara secara periodik.
Terhadap pasien Covid-19 dilakukan kohorting dan grouping antara pasien konfirmasi covid-19, PDP maupun ODP,
juga melarang adanya pengunjung. Penderita Covid-19 tidak boleh ada penunggunya kecuali untuk
pasien anak dan geriatri dengan diberikan edukasi dan inform concent.
Untuk pencegahan infeksi para petugas juga diberikan
APD sesuai levelnya dengan APD yang standar dan dilakukan simulasi beberapa
kali kepada semua petugas tentang pemakaian,
pelepasan APD serta pemahaman tentang pentingnya kedisiplinan terkait
APD.
Agar masyarakat percaya, merasa aman dan nyaman
untuk berobat ke RS Siti Khodijah, Hamdan mengatakan pihaknya melakukan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dilakukan kepada tokoh masyarakat, pimpinan/perwakilan
perusahaan yang ada disekitar RS, masyarakat sekitar dan pengunjung serta
sekolah sekitar RS.
“Materi PKRS yaitu tentang bahaya virus corona, cara penularan dan langkah-langkah
pencegahannya. Juga tentang RS Siti Khodijah sebagai RS rujukan dengan perawatan pasien Covid-19 dan
non Covid-19 yang terpisah sesuai zona merah dan zona hijau. Selain itu juga
terdapat tempat/jalur skrining yang membedakan jalur masuk yang aman untuk
pasien non covid-19,” pungkasnya.(*)
Budi Santoso, S.Psi.
Tim Media MCCC PP Muhammadiyah
0 komentar:
Posting Komentar