728x90 AdSpace

Latest News
Jumat, 25 Juni 2021

Bermuhammadiyah Lewat Secangkir Kopi

 


CIAMISMU.COM – melalui sejarah kita mengetahui kopi itu berasal Ethopia. Lalu berhasil dibudidayakan oleh orang-orang Yaman sebagai minuman bekhasiat agar mereka kuat melek beribadah kepada Allah swt.

Pada perkembanganya, kopi menemukan popularitasnya. Dimana kopi yang tadinya dikonsumsi sebagai dopping semata, kemudian berubah menjadi hidangan sehari-hari.

Dimasa lalu ada dua cara orang menikmati kopi. Bagi yang yang memiliki banyak harta, mereka punya ruangan tersendiri untuk menikmati kopi. Sedangkan bagi yang pas-pasan tentu menikmatinya melalui rumah kopi.

Luar biasanya, melalui perkumpulan yang tidak sengaja di rumah kopi. seperti muncul hukum tak tertulis bahwa banyak orang berkumpul banyak hasil yang di dapat. Ide-ide luar biasa mermunculan, ilham menulis puisi hadir, bahkan candaan meledek pemerintah juga ada.

Perkembangan zaman hingga apa yang kita rasakan sekarang, nampaknya tidak merubah hukum tak tertulis tentang kopi. Ketika banyak orang berkumpul ditemani secangkir kopi, inspirasi tentu bermunculan.

Realita postitf melalui secangkir kopi benar-benar kami rasakan sendiri. Tentu bila dikaitkan dalam konteks bermuhammadiyah, ngopi bareng itu sangat penting untuk sering dilakukan.

Bagi saya yang tinggal di akar rumput, ngopi bareng itu ternyata bisa menumbuhkan semangat bermuhammadiyah. Dimana ketika sebelumnya kami kesulitan melakukan kaderisasi dan penguatan ideologi melalui pengajian. Jelas ngopi bareng adalah solusi, sebab terkadang sebagian angkatan muda kita itu rada takut dengan pengajian.

Padahal ngopi bareng seminggu sekali yang kami lakukan sejatinya adalah pengajian. Dibuka dengan kajian tentang Tarjih ataupun hasil keputusan Muhammadiyah lainnya selama dua puluh menit dari jam satu siang. Sisanya ngobrol ngalor ngidul tentang Muhammadiyah hingga tak terasa waktu Ashar tiba.

Agar ngopi bareng tersebut hidup, tentu harus ada pengkondisian terlebih dahulu. Ada orang-orang yang bertugas sebagai pemateri, didorong selalu bertanya, bahkan sebagai inti jamaah. Menuru kami inti jamaah itu bertugas membantu pemateri bila ada pertanyaan yang sulit terjawab.

Materi yang disampaikan tentu tidak harus dari wacana yang berat-berat. Cukup membahas apa yang telah diputuskan dan dilakukan Muhammadiyah, sebab yang dibutuhkan diakar rumput cuman itu. sehingga syukur-syukur bisa diduplikasi.

Tidak terasa, sedikit demi sedikit pengetahuan dan pengamalan bermuhammadiyah itu naik. Bila tadinya mungkin tidak tahu sekarang menjadi tahu, bahkan yang tadinya kerja di Muhammadiyah itu bikin minder sekarang muncul kepercayaan diri. Intinya, jadikan Muhammadiyah sebagai topik pembicaraan utama.

Hasilnya, luar biasa. Kader-kader muda yang sering ngopi tersebut kini mulai menjadi anak panah dakwah persyarikatan. Baik berperan di internal Muhammadiyah seperti Korps Mubaligh, Kokam, Lazismu, dan MDMC. Ataupun juga bisa berperan diposisi strategis di eksternal Muhammadiyah.

Tentu masih banyak kekurangan, tapi proses bermuhammadiyah melalui secangkir kopi yang berada dicabang kami tersebut setidaknya bisa dirasakan pahit manisnya hari ini.

Tiap tempat punya caranya sendiri dalam meracik kopi, begitu juga bermuhammadiyah. Layaknya kopi pahit, sepahit apapun rasanya perjuangan. Kalau dirasakan bersama ternyata pahitnya jadi lupa. Angkat kopinya! Ceers, Fastabiqul Khairat.

Penulis: Waskito Hartono, Ketua PCPM Banjarsari, Kabupaten Ciamis.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Bermuhammadiyah Lewat Secangkir Kopi Rating: 5 Reviewed By: Redaksi Ciamismu