CIAMISMU.COM - Hal krusial serta tidak disadari oleh sebagian Pimpinan
Persyarikatan adalah pentingnya upaya Muhammadiyahisasi Persyarikatan.
Amal
Usaha maupun jamaah merupakan lahan dakwah yang senantiasa harus dirawat
Persyarikatan.
Apalagi
di kedua hal tersebut perlu tidak hanya diisi oleh pimpinan ataupun kader
Muhammadiyah. Banyak orang dengan latar belakang yang berbeda ikut bergabung di
persyarikatan, khususnya di Amal usaha Muhammadiyah.
Hal
ini di satu sisi menjadi keuntungan tersendiri bagi dimana Muhammadiyah.
Sehingga Muhammadiyah bisa tampil dengan banyak wajah Dan keunggulan.
Orang
yang basicnya teknik bisa mengembangkan Muhammadiyah dari tekniknya, begitu
juga bila basicnyaa seorang dokter akan memajukan Persyarikatan melalui AUM
kesehatan.
Hanya
saja, berbagai macam latar belakang di Muhammadiyah itu harus dipandang sebagai
realitas yang harus diwaspadai.
Dimana
keragamaan itu bukan soal kompetensi semata, bisa juga tentang ideologi. Infiltrasi gerakan salafi, khilafah, ataupun politik tarbiyah merupakan
realita yang sering kita hadapi di Muhammadiyah.
Dimana
sekolah, kampus, atau masjid milik persyarikatan bukan
digunakan untuk memperjuangkan ide-ide keislaman yang dikembangkan
Muhammadiyah. Tapi, terkadang AUM-AUM
tersebut menjadi arena untuk menyebarkan ide-ide salafi, khilafah, dan politik
tarbiyah.
Kenyataan
seperti ini seharusnya disadari oleh Pimpinan persyarikatan, kader, atau pimpinan AUM. Upaya memuhammadiyahkan para dosen, guru, karyawan, maupaun jamaah Muhammadiyah adalah suatu
keniscayaan.
Hal
ini bukan sebagai upaya untuk membangun fanatik buta di persyarikatan, tapi
untuk meneguhkan langkah dan tujuan Muhammadiyah. Sehingga apa yang ada
dipersyarikatan dikelola sesuai haknya.
Setidaknya ada tiga upaya yang menurut kami bisa dilakukan dalam memasifkan Muhammadiyahisasi
Persyarikatan:
![]() |
Photo Sebagian AMM Banjarsari saat Upacara 17 Agustusan. Dok: ciamismu |
Pertama,
Muhammadiyahisasi secara simbolik. Dimana Pimpinan Persyarikatan mendorong
Pimpinan AUM, kader, warga, dan simpatisan untuk menggunakan atribut
Muhammadiyah.
Bentuknya
bisa seperti batik, peci, topi, kaos, dan
lainnya yang bercirikan Muhammadiyah. Hal ini sebagai upaya untuk menumbuhkan
kebanggaan beridentitas Muhammadiyah.
![]() |
Futsal mingguan Pemuda Muhammadiyah Banjarsari, Dok: Ciamismu |
Kedua,
Muhammadiyahisasi berbasis komunitas. Bentuknya bisa karena kesamaan hobi
ataupun yang lainnya. Sebagai contoh komunitas futsal.
Hal
ini bisa menjadi peluang untuk diupayakan Muhammadiyahisasi. Dimana komunitas berbasis kesamaan hobi dan
lainnya di Muhammadiyah, bisa diikat dan dibina oleh persyarikatan.
Caranya
bisa dilakukan dengan menyisipkan kajian ataupun komunitasnya diikat dengan
nama dan logo berbau Muhammadiyah. Seperti nama klub futsal dinamai surya
galuh, surya artinya matahari dan identik dengan Muhammadiyah dan Galuh nama lain
dari Ciamis.
![]() |
Kajian HPT Pemuda Muhammadiyah Banjarsari, Formatnya persentasi perbab secara bergantian dan kemudian didiskusikan |
Ketiga,
Muhammadiyahisasi melalui pengajian. Hal
ini penting karena memang pengajian adalah ruh Muhammadiyah.
Para
pimpinan atau mubaligh Muhammadiyah harus menjelaskan tentang persyarikatan itu
sendiri. Apalagi kalau sifat pengajiannya internal, seperti pengajian AUM.
Jangan
sampai terbiasa main aman, akhirnya Muhammadiyah yang sebenar-benarnya itu
dianggap salafi, khilafah, ataupun lainnya. Hal itu terjadi karena dai dan
pimpinan persyarikatan lebih bermain aman dan "para penumpang" tersebut
masif menyebarkan pahamnya.
Pentingnya
melakukan Muhammadiyahisashi melalui pengajian, sepengetahuan kami minimal
menjelaskan batasan yang jelas kemana arah Muhammadiyah.
Sehingga
mobil jurusan Jakarta dari Ciamis, tidak ujug-ujug pindah tujuan ke Yogyakarta
dari Ciamis.
Penulis:
![]() |
Waskito Hartono, S.Th.i Wakil Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Ciamis dan Pemred Ciamismu.com |
0 komentar:
Posting Komentar