![]() |
Muhammadiyah terus berupaya melayani umat. Dok: ciamismu |
CIAMISMU.COM - Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
Islam amar ma’ruf nahi munkar telah mewujudkan gerakan dakwah yang nyata bukan
hanya sebatas kata-kata. Kita telah saksikan bahkan rasakan dengan kehadiran
sejumlah amal usaha yang dibangun telah banyak membatu masyarakat dan bangsa
ini. Sebagaimana diketahui bahwa dakwah nyata Muhammadiyah telah banyak hadir dalam
bentuk amal usaha dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan yang lainnya.
Hal tersebut sudah menjadi watak
dan karakter Muhammadiyah, bahwa dakwah itu bukan hanya sebatas lisan dan
tulisan, tetapi ada yang lebih dari itu yaitu dakwah melalui perbuatan yang
nyata dan memberikan contoh yang baik.
Tentu Muhammadiyah sebagai
organisasi besar dan mapan di Indonesia, dakwahnya berbasis melayani umat. Apa
yang menjadi persoalan umat, maka Muhammadiyah hadirkan solusi dengan berbagai
gerakan nyata. Sebagai contoh, hadirnya Klinik, Balai Pengobatan, Rumah Sakit
Muhmmadiyah diberbagai daerah, hadir untuk membantu dan melayani ummat.
Hal tersebut mencerminkan karakter
yang harus dimiliki dan dibangun oleh setiap pimimpinan di Muhammadiyah. Bahwa seorang
pimimpinan di Muhammadiyah adalah seorang pelayan umat, harus menjadi panutan
karena sikapnya yang baik, budi pekertinya yang luhur, sehingga uswah hasanah untuk
ummat.
Setiap pimpinan Muhammadiyah harus
berorientasi melayani umat, bukan ingin dilayani oleh umat. Berarti harus benar-benar ikhlas, mau
berkorban siap berpikir dan bekerja, sebagaimana yang sudah menjadi moto Muhammadiyah
selama ini, sedikit bicara banyak bekerja.
Menjadi pimpinan Muhammadiyah
ketika datang ke daerah, atau ke struktur yang ada di bawahnya bukan untuk
dilayani oleh umat atau kehadirannya menjadi beban untuk umat. Tetapi pimpinan Muhammadiyah
hadir justeru untuk mendengarkan persoalan-persolan umat yang harus dibantu dan
dicarikan solusinya. Jangan berpikir menjadi pemimpin di Muhammadiyah itu enak,
ingin di berikan gaji, atau bahkan berpikir mencari untung seperti di perusahaan.
Karena yang harus diingat Muhammadiyah bukalah sebuah perusahaan yang hadir
untuk mencari laba yang sbesar-besarnya.
Atau ketika kehadiran pimpimpin
Muhammadiyah ke daerah ingin dilayani secara eksklusuf, dilayani secara khusus,
minta ditempatkan di hotel berbintang,
jamuan makanan yang mahal atau meminta fasilitas-fasilitas tertentu. Layaknya
seorang pimpinan perusahaan yang harus dilayanin serba ekslusif. Sehingga
pemimpin yang seperti itu bukan melayani rakyat tetapi ingin dilayani rakyat, bukan
membantu tetapi malah membebani.
Tidak tepat kalau kemudian di Muhammadiyah
ada pemimpin yang elitis, berjarak dengan ummat atau jama’ahnya. Seharusnya
pemimpin Muhammadiyah selalu dekat
dengan umat dan jama’ahnya.
Pimpinan Muhammadiyah harus menjadi
pelayan umat, ini tentu adalah sesuai yang diajarkan oleh Islam dan di
contohkan oleh Nabi Muhmmad saw dan para sahabat. Seperti yang sering kita dengar,
bagaimana kepemimpinan seorang Khalifah Umar bin Khatab, beliau berkeliling
malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Saat ada yang mengeluh kekurangan
pangan, ia menolongnya dan memanggul karung gandum sendiri. Ini menunjukkan
bahwa konsep kepemimpinan di dalam Islam yaitu seorang pemimpin adalah pelayan
umatnya.
Sebagaimana diungkapkan oleh Prof.
Dr. H. Haedar Nasir, M.Si. selaku ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
melalui sebuah tulisannya dalam Suara Muhammadiyah e disi 01 1 – 15 Januari
2011 disambaikan bahwa, hal terpenting yang harus menjadi acuan dasar para
pemimpin Muhammadiyah ialah, pertama nilai-nilai
Islam termasuk di dalamnya akhlak islami wajib menjadi fondsai dalam
kepemimpinan Muhammadiyah siapapun dan format apapun pemimpinnya. Kedua, spirit dan komitmen para pemimpin
Muhammadiyah haruslah kuatdan optimal dalam menjalankan kepemimpinan yang
dilandasai keikhlasan, pengkhidmatan dan amal shaleh untuk memajukan kemajuan
umat dan bangsa melalui Muhammadiyah. Ketiga,
konsisten antara nilai dan tindakan, kata dan perbuatan, niat dan praktik,
ilmu dan amal, serta menunjukkan diri sebagai uswah hasanah yang otentik dan
tidak dibuat-buat atau palsu (pencitraan).
Maka sudah selayaknya kepemimpinan
Muhammadiyah di setiap level pimpinan ataupun oraganisasi otonom Muhammadiyah
harus berorientasi kepada melayani umat. Seandainya masih ada pimpinan
Muhammadiyah yang berorientasi ingin di layani umat, maka Muhammadiyah sebagai
gerakan dakwah islam akan mengalami kemunduran.
Penulis :
Irham
Fathiyyah Shulha
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda
Muhammadiyah Ciamis
0 komentar:
Posting Komentar