CIAMISMU.COM – Doa iftitah itu merupakan bacaan yang dibaca antara takbirutal ihram dan ta’awwuz sebelum membaca surat Al-fatihah d. Sedangkan realitanya di masyarakat, jelas terdapat beragam bacaan yang digunakan.
Majelis
Tarjih dan Tajdid di Muhammadiyah merupakan majelis yang dibentuk menuntun
warga persyarikatan terhindar dari perselisihan. Sehingga salah satu upaya
Majelis Tarjih adalah merumuskan tuntunan praktek Ibadah, khususnya shalat.
Berkaitan
shalat beragamnya doa iftitah di masyarakat. Pada buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT)
jilid ke 3 halaman 539-544, Majelis tarjih telah memutuskan bahwa ada tiga
pilihan alternatif bacaan Iftitah yang bisa digunakan warga Muhammadiyah.
Adapun
ragam bacaan iftitah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Allahumma
Baa’id Baynii…
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ
خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي
مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ
خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah
menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana
pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan
air, salju, dan air dingin”
2.
Wajahtu
Wajhiyaliladzi ….
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي،
وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي،
فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ،
وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ
عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ
وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ،
تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya:
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai
muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya
shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb
semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada
perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah
Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci
Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah
menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah
dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa
melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang
dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk
dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan
hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu.
Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu.
Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku
berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan
keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan
dariMu dan aku bertobat kepadaMu”
3.
Allahu
Akbar Kabiira …..
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya:
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan
pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang”
Ketiga
alternatif bacaan iftitah di atas adalah hasil ijtihad majelis Tarjih
Muhammadiyah berdasarkan nash yang dapat diterima. Tentunya sebagai warga
persyarikatan tuntunan tersebut senantiasa bisa kita praktekan. Sehingga perselisihan
berkaitan dengan praktek keagamaan bisa diminimalisir, khususnya di lingkungan
warga Muhammadiyah.
Oleh: Tim Ciamismu
Sumber: Himpunan Putusan Tarjih Jilid 3
0 komentar:
Posting Komentar