Tayammum
menurut bahasa berarti al-Qashdu artinya menuju dan bermaksud terhadap sesuatu.
Sedang menurut istilah tayammum adalah menuju kepada tanah untuk mengusap muka
dan kedua telapak tangan sebagai ganti dari wudu dan mandi yang berhalangan
dilakukan dengan mengunakan debu/tanah yang suci.
1. Dasar
Hukum Tayamum
Firman
Allah SWT:
وَإِن
كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٞ مِّنكُم مِّنَ
ٱلۡغَآئِطِ أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ
صَعِيدٗا طَيِّبٗا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ
عَفُوًّا غَفُورًا
“Dan jika kamu dalam
keadaan sakit atau dalam perjalanan atau datang dari tempat buang air (kakus)
atau kamu telah menyentuh perempuan (melakukan hubungan seksual). Kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).
Usaplah muka dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf dan Lagi Maha
Pengampun”. (Q.S. An-Nisa [4]:
43).
Hadis Riwayat Syaqiq RA:
«جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ: إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ
أُصِبِ الْمَاءَ؟ فَقَالَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ:
أَمَا تَذْكُرُ أَنَّا كُنَّا فِي سَفَرٍ أَنَا وَأَنْتَ، فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ
تُصَلِّ، وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فَصَلَّيْتُ، فَذَكَرْتُ لِلنَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا. فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ، وَنَفَخَ فِيهِمَا، ثُمَّ مَسَحَ
بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ»
Artinya:
Ada seseorang mendatangi ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata, “Aku junub dan tidak
bisa menggunakan air.” ‘Ammar bin Yasir lalu berkata pada ‘Umar bin Khottob
mengenai kejadian ia dahulu, “Aku dahulu berada dalam safar. Aku dan engkau
sama-sama tidak boleh shalat. Adapun aku kala itu mengguling-gulingkan badanku
ke tanah, lalu aku shalat. Aku pun menyebutkan tindakanku tadi pada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Cukup bagimu melakukan seperti
ini.” Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan
dengan menepuk kedua telapak tangannya ke tanah, lalu beliau tiup kedua telapak
tersebut, kemudian beliau mengusap wajah dan kedua telapak tangannya. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
2. Syarat-syarat
Tayammum
Tayammum
dikatakan sah sebagai pengganti dari wudu atau mandi apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut;
a. Telah
masuk waktu salat.
b. Telah
berusaha mencari air dan tidak mendapatinya.
c. Tidak
memungkinkan menggunakan air
d. Menggunakan
debu/ tanah yang suci
3. Hal-hal
yang Membolehkan Tayammum
Ada
beberapa keadaan yang diperbolehkan bagi seseorang untuk melakukan tayammum,
yaitu;
a. Tidak
adanya air, atau ada air tetapi tidak cukup untuk bersuci
b. Berhalangan
menggunakan air dikarenakan sakit atau dikhawatirkan mendapat madharat lebih
besar, seperti sakit yang diderita semakin lama atau kesembuhannya akan lama
4. Tata
Cara Tayamum
Adapun
tata cara tayamum berdasarkan hadis-hadis Nabi SAW. adalah sebagai berikut;
a. Niat
ikhlas karena Allah disertai mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim
b. Menepuk/
meletakkan kedua telapak tangan ke tanah atau tempat yang berdebu atau media
apapun yang suci yang dapat dijangkau lalu meniup keduanya, satu kali.
c. Mengusapkan
kedua telapak tangan ke muka (wajah).
d. Mengusapkan
telapak tangan kiri ke punggung telapak tangan kanan sampai dengan pergelangan
dan mengusapkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri sampai dengan
pergelangan, masing-masing satu kali usapan
5. Hal-hal
yang Membatalkan Tayammum
Hal-hal
yang membatalkan tayammum adalah sebagai berikut;
a. Semua
yang membatalkan wudu. Karena tayammum merupakan ganti dari wudhu
b. Apabila
sebab yang diperbolehkan untuk melakukan tayamum sudah hilang
0 komentar:
Posting Komentar