CIAMISMU.ID - Perkembangan zaman hari
ini, dimana akses internet yang mudah dan derasnya arus informasi. Tentu
mendorong lembaga-lembaga dakwah harus beradaptasi masuk ke dunia digital. Hal
ini terbukti dengan munculnya beragam platform dakwah dan ustadz-ustadz yang
mengorbit di media sosial.
Muhammadiyah sebagai
organisasi Islam berkemajuan, bisa dibilang relatif agak tertinggal bila
dibandingkan dengan digitalisasi yang dilakukan oleh organisasi lain ataupun
lembaga dakwah tertentu. Padahal digitalisasi itu penting, khususnya untuk
menjangkau dakwah yang lebih luas.
Bercerita
Tentang Kemajuan Dakwah
Secara sederhana, sependek
pengalaman kami. Fungsinya dakwah melalui platform media digital adalah sebagai
tempat bercerita dan dokumentasi kemajuan. Bagaimana orang lain akan tahu bahwa
kita telah menghasilkan kemajuan. Sedangkan untuk bercerita tentang kemajuan
itu sendiri saja enggan. Untuk itu, produksi konten yang berkelanjutan
merupakan suatu keharusan.
Sebagai contoh, dalam
sejarah di suatu Cabang musyawarah belum pernah terjadi. Hari ini sukses
terjadi. Tapi orang lain ataupun para pengkritik akan menilai tidak ada
progres, karena kita tidak pernah bercerita.
Dimulai
dari Langkah Kecil Menuju Hasil Besar
Tentu harus diakui,
bahwa sesuatu yang luar biasa tidak muncul dengan tiba-tiba. Ciamismu.id hari ini
adalah contoh kecil, walaupun tidak besar. Tapi masih lebih baik dibandingkan
dengan platform yang digadang-gadang besar milik persyarikatn di Ciamis.
Hal ini terjadi karena,
kita semua harus lebih berkomitmen lagi dalam mengelola dakwah digital.
Khususnya, soal produksi konten itu sendiri. Dimana kita itu selalu
mengharapkan platform yang kita bangun mewah dan dianggap otomatis besar, namun
soal produksi konten tidak dperhatikan.
Kalu dipermisalkan,
layaknya kita bangun kedai mie ayam dengan tempat yang mewah dan nyaman. Namun bikin
mie ayamnya tidak dilakukan.
Oleh karena itu, tentu
langkah kecil dengan memproduksi konten seperti tulisan, flyer, ataupun lainnya
secara konsisten dimulai dari diri sendiri. Bagaimana orang lain mau memproduksi,
diberikan contohpun tidak. Ataupun sekedar ikut menyebarluaskanpun tidak.
Minimal disharekan melalui whastapp atau medsos lain tentang flyernya ataupun
link kontennya.
Tidak harus berat dan
besar-besar. Cukup luangkan waktu seminggu sekali untuk menulis atau membuat
qoute yang luar biasa.
Kolaborasi
Adalah Kunci
Sebenarnya kita tidak
kekurangan konten kreator yang handal. Hal itu dibuktikkan dengan kualitas
konten yang dimiliki oleh AUM. Hanya saja, merangkul dan mengintegrasikan itu
semua belum terjadi. Untuk itu, kolaborasi adalah kunci.
Bila kita mendapat
kebermanfaatan melalui pemberitaan, entah secara langsung atau tidak langsung.
Maka, konten kreator juga perlu diapresiasi. Seperti honoraium perkonten atau
lainnya. Sebagai contoh, kami secara pribadi pernah menjadi penulis lepas di
web Galuh titik-titik. Setiap artikel yang dimuat ada honorarium sebesar lima
ribu rupiah, tentu tidak besar. Tapi hal ini sebagai wujud apresiasi.
Begitu juga web dan
media sosial kita, tidak harus besar, namun ada apresiasi. Bila beluma ada,
sekali lagi dimulai dari kita.
Oleh: Waskito Hartono, S.Th.i
0 komentar:
Posting Komentar